USD/JPY Pertahankan Kenaikan Intraday Moderat di Atas 132,00, Potensi ke Atas Tampaknya Terbatas
- USD/JPY rally lebih dari 100 pips dari terendah harian, meskipun kenaikan dalam perdagangan harian tidak memiliki tindak lanjut.
- Nada risiko yang umumnya positif merusak safe-haven JPY dan menawarkan beberapa dukungan untuk pasangan mata uang ini.
- Bias jual USD membatasi kenaikan yang signifikan dan membenarkan kehati-hatian bagi pembeli.
Pasangan USD/JPY menarik beberapa aksi beli di dekat area 131,30 pada hari Senin dan mencapai tertinggi baru harian selama pertengahan sesi Eropa, meskipun tidak ada tindak lanjut. Namun, pasangan mata uang ini mempertahankan nada yang sedikit positif menjelang sesi Amerika Utara dan saat ini di sekitar wilayah 132,30.
Nada yang umumnya positif di sekitar pasar ekuitas merusak safe-haven Yen Jepang dan memberikan beberapa dukungan untuk pasangan USD/JPY. Sentimen risiko global membaik setelah pergeseran terbesar Tiongkok menjauh dari kebijakan nol-COVID yang ketat. Faktanya, Tiongkok membuka perbatasannya pada akhir pekan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, meskipun kekhawatiran terhadap penurunan ekonomi global yang lebih dalam membatasi optimisme lebih lanjut.
Terlepas dari ini, bias jual Dolar AS, di tengah meningkatnya taruhan pada pengetatan kebijakan yang kurang agresif oleh The Fed, bertindak sebagai penghambat untuk pasangan USD/JPY. Laporan tenaga kerja AS (NFP) yang beragam pada hari Jumat dan rilis IMP Jasa ISM AS yang mengecewakan memicu spekulasi bahwa bank sentral AS akan melunakkan sikap hawkish-nya. Selain itu, pasar sekarang mengantisipasi 25 bp pada pertemuan kebijakan FOMC berikutnya di bulan Februari.
Selain itu, laporan baru-baru ini bahwa Bank of Japan (BoJ) berencana untuk menaikkan prakiraan inflasi dapat memberikan dukungan kepada JPY dan berkontribusi membatasi pasangan USD/JPY. Ini, pada gilirannya, mengindikasikan bahwa jalur paling mudah untuk harga spot setidaknya adalah ke bawah. Oleh karena itu, upaya pemulihan dapat dilihat sebagai peluang jual dan tetap terbatas, setidaknya untuk saat ini, di tengah tidak adanya data makro yang relevan dari AS.