Back
20 Sep 2017
Thomson Reuters/INSEAD: Sentiman Perusahaan Asia Tergelincir Karena Ketegangan Geo-Politik
FXStreet - Menurut survei Thomson Reuters/INSEAD terbaru, semangat bisnis di antara perusahaan-perusahaan Asia memburuk untuk pertama kalinya dalam tiga kuartal di Juli-September, seiring meningkatnya ketegangan geo-politik yang membebani kinerja ekonomi yang membaik di kawasan ini.
Temuan Utama:
Indeks Sentimen Bisnis Thomson Reuters/INSEAD . TRIABS, RACSI, mewakili prospek enam bulan dari 86 perusahaan, turun ke 69 untuk kuartal September dari 74 tiga bulan sebelumnya. Angka di atas 50 mengindikasikan prospek positif.
China, India, dan Korea Selatan memimpin penurunan sentimen pada kuartal ketiga.
Sebagian besar ekonomi Asia Tenggara dan Australia mengalami kinerja yang stabil, sehingga membatasi sisi negatif dalam indeks secara keseluruhan.
Antonio Fatas, profesor ekonomi yang berbasis di Singapura di sekolah bisnis global INSEAD, "Perusahaan-perusahaan mengungkapkan kekhawatiran pada kuartal ini soal ketegangan perdagangan dan diplomatik tidak hanya di wilayah ini tetapi juga di dunia. Hal tersebut menyeret indeks turun, dalam refleksi hati-hati karena potensi risiko bisa menggagalkan keadaan ekonomi saat ini."
Temuan Utama:
Indeks Sentimen Bisnis Thomson Reuters/INSEAD . TRIABS, RACSI, mewakili prospek enam bulan dari 86 perusahaan, turun ke 69 untuk kuartal September dari 74 tiga bulan sebelumnya. Angka di atas 50 mengindikasikan prospek positif.
China, India, dan Korea Selatan memimpin penurunan sentimen pada kuartal ketiga.
Sebagian besar ekonomi Asia Tenggara dan Australia mengalami kinerja yang stabil, sehingga membatasi sisi negatif dalam indeks secara keseluruhan.
Antonio Fatas, profesor ekonomi yang berbasis di Singapura di sekolah bisnis global INSEAD, "Perusahaan-perusahaan mengungkapkan kekhawatiran pada kuartal ini soal ketegangan perdagangan dan diplomatik tidak hanya di wilayah ini tetapi juga di dunia. Hal tersebut menyeret indeks turun, dalam refleksi hati-hati karena potensi risiko bisa menggagalkan keadaan ekonomi saat ini."